• Twitter
  • Facebook
  • LinkedIn
  • Instagram
  • Youtube

July 02, 2017

Pinoh Project (Part 4): Standby Lama yang Bikin Bosan, Akusisi Lagi, dan Penutup.

Pemandangan tepi Sungai Pinoh yang gue liat ketika nongkrong pas standby. Yang menarik adalah warna airnya bisa beda: keruh dan jernih. Yang keruh berasal dari Sungai Sokan karena banyak tambang tradisional di tepi sungai, sedangkan yang jernih dari sungai satunya.
Kegiatan yang paling membosankan? Pasti menuggu. Kalau waktunya jelas sih mending, ini waktunya gak pasti. Jadi karena area di Teluk Pongkal masih belum clear, sekitar 15 persen, karena warganya menolak untuk survey dilakukan, tim terpaksa menunggu di Sokan, menginap di rumah warga yang kebetulan masih saudara sama karyawan perusahaan juga. Oya, Mas Bambang, geologis dari pihak perusahaan klien harus pulang karena ayahnya sedang di rumah sakit. Jadi tinggal Gue dan Muklis, sama satu orang humas, Pak Dami.

Sosialisasi
Setelah seminggu menunggu, akhirnya tanggal 25 April 2017 terlaksanalah acara sosialisasi yang dipimpin oleh Pak Camat Kecamatan Sokan dan Kapolsek Sokan. Gue juga gak ikut acara sosialisasinya, yang jelas 2 anggota polisi yang rencananya akan ikut bersama tim gue dan Muklis tidak jadi diturunkan. Dengar-dengar pihak desa menjamin untuk tim survey bahwa survey aman dilakukan.

Akusisi berujung kasus
Besoknya ketika dua tim berjalan ke titik awal pengukuran, sudah ada beberapa orang yang menjaga tanah mereka dan tetap menolak. Akhirnya diputuskan untuk tetap diukur walaupun lompat-lompat. Lusanya, atau tanggal 27 April, kejadian yang sama terjadi, kali ini lebih parah. Tim gue sih lancar, tanpa kendala. Tapi timnya Muklis kena masalah. Belum juga pengkuran dimulai, satu orang warga mengancam akan membunuh salah satu kru jika pengukuran tetap dilakukan. Akhirnya pengukuran dihentikan di hari itu juga.

Pak Lekon, krunya Muklis, yang merasa gak terima diancam bunuh melaporkannya ke kepala adat. Akhirnya dilaksanakan sidang adat di tingkat Dusun yang menghukum si pengancam dengan membayar 150 ribu. Tidak terima dengan hukuman yang dianggap tidak membuat jera, kasus dibawa ke sidang adat tingkat kecamatan. Gue dan Muklis akhirnya balik ke Sokan, standby lagi menunggu kabar selanjutnya.

Standby Lagi
Tiga minggu berikutnya, gue melakukan kegiatan yang berulang setiap harinya: bangun tidur, sarapan, nongkrong, shalat dhuhur, makan siang, nongkrong lagi, tidur siang, shalat ashar, nonton TV, shalat maghrib, shalat Isya, nonton TV, tidur. Sekitar pertengahan Mei ada sosialisasi lagi, kali ini dari anggota dewan Kabupaten, dan hasilnya tetap nihil. Seminggu kemudian diputuskan untuk mengukur sisa volume kerja di area lain: Desa Tanjung Mahung.


 Salah satu tingkah anak Sokan yang sempat gue abadikan pas standby menggunakan setting TimeShift Video di Xperia Z3 gue.

Akusisi di Tanjung Mahung
Tanggal 24 Mei-nya tim akhirnya moving ke Tanjung Mahung yang masih masuk kecamatan Sokan juga. Lokasinya di sebelah selatan Desa Teluk Pongkal. Satu yang bikin gue suka dari desa ini adalah lingkungannya yang lebih bersih dan rapi. Karena sisnya cuma sekitar 14 km dan mengingat sudah H-3 puasa, Gue dan Muklis memutuskan untuk mengerjakannya hanya dalam waktu 3 hari dan menghabiskan volume kerja yang banyak di dua hari pertama. Dan beruntung semuanya lancar.

Tim Muklis di hari ketiga, kiri-kanan: Leo, Udin, Deni, Rio, Muklis.

Tim gue di hari ketiga, kiri-kanan: Sabirin, Sonsit, gue, Darlen, dan Sindin.
Selesai di Tanjung Mahung, gue harus menunggu beberapa hari lagi menunggu kepastian karena ternyata klien masih ingin mendapatkan data di Teluk Pongkal. Gue baru bisa pulang pada tangal 2 Juni 2017 setelah kecil kemungkinan pengukuran dilakukan.

Penutup
Ini adalah salah satu project yang menurut gue cukup menguras pikiran. Jika pada project-project sebelumnya, biasanya klien menekan kita agar survey tidak memakan waktu. Tapi pada project ini klien cenderung lambat dalam memecahkan masalah non teknis. Kebijakan klien yang kurang tepat menurut gue merugikan klien itu sendiri karena biaya sewa alat tetap dihitung meskipun alat dalam keadaan standby. Sisi baiknya, ada tambahan buat gue karena walaupun gak full, gue tetap dicharge pas standby. Alhamdulillah. Saatnya berburu pengganti Sony Vaio gue yang udah butut. Hehe.

0 komentar:

Contact

Get in touch with me


Address/Street

Kongsijaya 02/01, Widasari, Indramayu 45271

Phone number

+(62) 81223001161

Website

www.abialghifari.com